JURNAL PERCOBAAN 10 "Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galanga L)"
PERCOBAAN 10
"Isolasi Senyawa
p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galanga L)"
DISUSUN OLEH :
SUSILAWATI (A1C118091)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL
, M.Si
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
PERCOBAAN 10
I. Judul
: Isolasi Senyawa p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferiam galanga L)
II. Tujuan
: Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini:
1. Dapat memahami dan menguasai
teknik-teknik isolasi senyawa bahan alam senyawa p-Metoksi Sinamat dari
Kencur (Kaemferiam galanga L)
2. Dapat mengetahui sifat-sifat
kimia fenil propanoid melalui reaksi-reaksi spesifik.
III. Landasan Teori
Tanaman
kencur (Kaemfria galanga L) dikenal sebagai cukup luas dalam
masyarakatkita,karena manfaatnya yang sangat banyak. Di samping digunakan untuk penyedapmakanan,kencur
banyak digunakan dalam ramuan obat tradisional yang khasiatnya
dapatmengobatiberbagai macam penyakit misalnya : masuk angin, radang lambung,
batuk, nyeriperut, muntah –muntah, panas dalam dan lain – lain. Salah satu
senyawa etil ester
yangterdapat dalam kencuradalah etilparametoksi sinamat yang tergolong fenilpropanoid.Biosintesis
senyawa ini mengikutijalur sinamat dan digunakan sebagai antifungi,
analgesikdan antipiretik. Sintesis senyawa iniadalah sebagai berikut : Etil –
para- metoksi sinamat.Kencur (Kaemfria galanga L) adalah salah satu empon –
empon / tanaman obat yangtergolongdalam suku temu – temuan (Zingiberaceae). Rimpang atau rizoma tanamaninimengandung
minyak atsiri dan alakaloid yanhg dimanfaatkan
sebagai stimulan. Namalainadalah cekur (Maloysia) dan pro tiom (Thailand).
Dalam pustaka internasional (bahasainggris)kerap terjadi kekacauan dengan
menyebut kencur sebagai lesser galangal (Alpiniaoffieinarum)maupun zedoary
(temu putih), yang sebetulnya spesies yang berbeda dan bukanmerupakanrempah
pengganti. Terdapat pula kerabat dekat kencur yang biasa ditanam di pekarangan
sebagaitanaman obat, temu rapet (K. rotonda Jaeq), namun mudahdibedakan dari daunnya.Etil
p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasilisolasi rimpang kencur
(Kaempferia galanga L) yang merupakan bahan dasar senyawa tabirsurya yaitu
pelindung kulitdari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam
golongansenyawa ester yang mengandungcincin benzena dan gugus
metoksi yang bersifat non-polarsehingga dalam ekstraksinya dapatmenggunakan
pelarut – pelarut yang mempunyai variasikepolaran yaitu etanol, etil
asetat,metanol, air dan heksana (Asyharist, 2011).
Etil
p-metoksisinamat (EPMS) adalah salah satu senyawa hasil isolasi rimpang kencur
(Kaempferia galanga L.) yang merupakan bahan dasar senyawa tabir surya yaitu
pelindung kulit dari sengatan sinar matahari. EPMS termasuk dalam golongan
senyawa ester yang mengandung cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat
nonpolar dan juga gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar
sehingga dalam ekstraksinya dapat menggunakan pelarut-pelarut yang mempunyai
variasi kepolaran yaitu etanol, etil asetat, metanol, air, dan heksana
(Nurlita, 2004).
Dalam
ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran antara pelarut
dengan senyawa yang diekstrak, keduanya harus memiliki kepolaran yang sama atau
mendekati sama. Etil p-metoksi sinamat adalah suatu ester yang mengandung
cincin benzena dan gugus metoksi yang bersifat non polar dan mengandung gugus
karbonil yang mengikat etil yang bersifat agak polar menyebabkan senyawa ini
mampu larut dalam beberapa pelarut dengan kepolaran bervariasi. Dalam
penelitian pemilihan pelarut yang digunakan adalah heksana, etil asetat,
alkohol, dietil eter, dan aquades.
Kelarutan
suatu zat padat dan zat cair pada suatu pelarut akan meningkat seiring dengan
kenaikan suhu bila proses pelarutannya adalah endoterm, sedangkan untuk proses
pelarutan yang bersifat eksoterm pemanasan justru menurunkan harga kelarutan
zat. Fenomena yang kedua ini jarang dijumpai di alam yang umum adalah proses
pelarutan yang bersifat endoterm yaitu memerlukan kalor. Beberapa zat dalam
larutan akan rusak atau terurai dan menguap dengan pemanasan sehingga suhu
ekstraksi harus diperhatikan agar senyawa yang diharapkan tidak rusak. Oleh
karena itu ekstraksi etil p-metoksisinamat dari kencur tidak boleh menggunakan
suhu yang lebih dari titik lelehnya yaitu 48 – 50⁰C. Isolasi senyawa etil
p-metoksi sinamat pada rimpang kencur dapat diperoleh dengan menggunakan teknik
ekstraksi soxhlet dengan pelarut dietil eter (Suja, 2003).
IV. Alat dan BahaN
4.1.Alat
· Erlenmeyer
250 ml
· KLT
· Penangas
air
· Corong
Buchner
· Labu
alas bulat
· Corong
biasa
· Evaporator
· Alat
ukur TI
4.2. Bahan
- Kencur
yang telah
ditumbuk -Kertas
saring
- Kloroform
-
NaOH
-
Metanol
-
Etanol
-
Asam sulfat
-
Asam klorida
V. Prosedur Kerja
5.1. Isolasi etil
p-metoksi sinamat
1. Dimasukkan
serbuk kencur dalam erlenmeyer 250 ml, lalu direndam dengan 100 ml petroleum
eter fraksi 60-80oC hingga selapis petroleum eter terdapat dibagian atasnya.
2. Dihangatkan
beberapa menit dalam penangas air sambil digoyangkan, dibiarkan selama setengah
jam pada suhu kamar lalu disaring.
3. Dipisahkan
residu kencur, lalu ulangi perkolasi sekali lagi menggunakan pelarut dengan
jumlah yang sama, filtrate yang diperoleh digabung kemudian dipekatkan dibawah
tekanan rendah (evavorator) sampai volume nya menjadi setengahnya.
4. Didinginkan
larutan pekat dalam air es, lalu disaring padatan menggunakan corong buchner.
Filtrat dipekatkan sekali lagi dan disaring kembali padatan kedua lalu digabung
dan ditimbang. Kemudian dihitung rendemennya.
5. Dilakukan
rekristalisasi menggunakan potreleum eter, lalu diukur titik lelehnya dan
dibandingkan dengan literarur (48-50oC)
5.2 Pemeriksaan Kromatografi
Lapis Tipis (KLT)
1. Dilarutkan
sampel kristal hasil isolasi dalam petroleum eter, lalu ditotolkan menggunakan
kapiler pada plat KLT dengan ukuran 2 x 5 cm.
2. Pada
jarak 0,5 cm dari bawah, gunakan etil p-metoksi sinamat dan asam p-metoksi
sinamat standar sebagai pembanding.
3. Dimasukkan
kedalam chamber yang telah dijenuhkan dengan eluen kloroform.
4. Dilakukan
pengamatan bercak dilakukan dengan melihatnya dibawah lampu UV/ dimasukkan
kedalam chamber iodium.
5. Dihitung
Rf-nya lalu dibandingkan dengan standar.
5.3 Pemeriksaan Spetroskopi Ultra
Violet
1. Dilarutkan
kristal hasil isolasi kedalam metanol. Lalu, dibuat spectrum UV pada daerah
panjang gelombang 200-300 nm
5.4 Pemeriksaan Spektroskopi
Infra Merah
1. Dibuta
pelet kristal hasil isolasi dengan KBr kering, kemudian dibuat spectrum infra
merahnya.
PERMASALAHAN
1. Apa
yang menjadi kekurangan dan kelebihan bahan kencur pada
parktikum ini ?
2. Pada
prosedur kedua apa fungsi digoyangkannya larutan ?
3. Apakah
pada percobaan ini pemeriksaan KLT bisa digantikan dengan pemeriksaan lain ?
Baiklah saya Mashita (083) akan mencoba menjawab permasalahan no 2
BalasHapusFungsi di goyangkan adalah larutan homogen. Terimakasih
Saya Lutfi Praidha (015) akan menjawab pertanyaan nomor 1. Kelebihan menggunkan kencur disini ialah karena senyawa p-metoksi sinamat yang terkandung di rimpang kencur cukup banyak, sehingga peluang mendapatkan senyawa tersebut semakin besar. Kelemahnnya bisa dari tekstur atau luas permukaan sampel kencur yang digunakan, semakin kecil luas permukannya maka akan semakin banyak menghasilkan ekstrak. Jika kencur hanya di tumbuk kasar maka dapat mengurangi ekstrak yang didapat.
BalasHapusTerimakasih
Saya Jony Erwin (098) akan menjawab permasalahan no 3 menurut saya tidak karna pemeriksaan melalui KLT ini sudah cocok untuk mengamati RF nya dari noda atau bercak yang dihasilkan
BalasHapus