JURNAL PERCOBAAN “UJI LEMAK”
JURNAL PERCOBAAN
“UJI LEMAK”

DOSEN PENGAMPU :
Dr.Drs.SYAMSURIZAL, M.Si.
NAMA : SUSILAWATI
NIM : A1C118091
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
I. JUDUL :
Uji Lemak
II. HARI/TANGGAL :
Jumat , 18 Desember 2020
III.
TUJUAN
1. Dapat mengetahui
beberapa sifat lemak
2. Dapat mengetahui
reaksi penyabunan dari lemak maupun minyak
IV. LANDASAN TEORI
Sabun adalah surfaktab yang digunakan dengan air untuk
mencuci dan membersihkan. Sabun menurunkan tegangan permukaan air, sehingga
memungkinkan air untuk membasahi bahan untuk dicuci lebih efektif. Bahan-bahan
yang digunakan untuk membuat sabun adalah streat, minyak, natriun hidroksida
(NaOH), gliserin, gula pasir, etanol, surfaktan, natrium klorida, asam sitrat,
pewarna dan pewangi. Istilah penyabunan (saponification) artinya pembuatan
sabun mula-mula digunakan untuk menjelaskan reaksi antara eter dan natrium
hidroksida menghasilkan molekul sabun (natrium stearatt) (Tim Kimia Organik,
2020).
Secara kimia, lemak dibagi menjadi tiga yaitu lemak
sederhana, lemak majemuk dan turunan lemak. Lemak sederhana yaitu apabila
dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa gliserol serta
menghasilkan asam lemak. Lemak majemuk yaitu apabila dihidrolisis akan
mengahasilkan alkohol, asam lemak dan senyawa lainnya seperti fosfat, asam
amino, basa organik, seperti kolin atau betain. Lemak majemuk mengandung listrik
atau paling tidak mempunyai pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga lebih
mudah berinteraksi dengan air. Turunan lemak yaitu berbagai senyawa yang
diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis lemak terdahulu, yang
termasuk dalam kelompok ini adalah gliserol dan berbagai alkohol lain yang ikut
menyusun lemak, asam lemak dengan ikatan rangkap (ikatan tak jenuh) dan asam
lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh) (Sistiawan, 2011).
Asam lemak merupakan unit pembangun yang sifatnya khas untuk
setiap lemak, atau sering disebut asam alkanoat atau asam karboksilat. Selama
ini asam lemak diperoleh dengan cara menghidrolisis minyak sawit pada suhu
tinggi yaitu 250-260◦C dan tekana 40-50 bar ataupun secara enzimatik. Ditinjau
dari segi teknik dan ekonomi, kedua cara ini dinilai kurang efesian karena
memerlukan terlebih dahulu suatu pakbrik pengolahan unruk memproduksi CPO
sebagai bahan bakunya (Maulinda, 2016).
Lipid atau lemak ialah senyawa organic yang banyak ditemukan
dalam sel jaringan. Lipid memiliki sifat tidak larut dalam air namun dapat
larut dalam zat pelarut non polar seperti eter, kloroform,dan benzene. Lipid
ini bersifat non polar atau hidrofobik. Dimana, penyusun utama lipid ini adalah
trigliserid, yaitu ester gliserol dengan tiga asam lemak yang dapat beragam.
Adapun rumus kimia dari trigliserida ini yaitu CH2COOR-CHCOOR’-CH2-COOR||
dimana R, R’ dan R|| merupakan rantai alkil yang panjang. Adapun panjang rantai
asam lemak pada trigliserida secara alami bervariasi, namun yang paling umum
adalah 16,18 atau 20 atom karbon (Mamuaja,2017).
V. ALAT DAN BAHAN
5.1 Alat
Adapun Alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
· Gelas
beker
· Plat
tetes
· Pipet
tetes
· Gelas
ukur
· Rak
tabung reaksi
· Tabung
reaksi
· Indikator
universal
· Pipet
ukur
· Voltex
· Pro
pipet
5.2 Bahan
Adapun Bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
· Larutan
CaCl2 1%
· Larutan
CH3COOH
· Larutan
sabun
· Larutan
Mg2SO4 1%
· Larutan
HCl pekat
· Larutan
Pb Asetat 1%
· Larutan
kimia 0,1N
· Larutan
eter
· Minyak
· Aquades
· Indicator
phenolphthalein (PP)
VI. PROSEDUR KERJA
6.1 Uji Pembentukan Garam
1. Dimasukkan kedalam
gelas beker larutan sabun sebanyak 30 ml. Lalu dicek pH nya sampai pH=7. Jika
belum 7 maka ditambahkan larutan CH3COOH hingga pH nya menjadi 7.
2. Dibagi larutan
tersebut menjadi tiga tabung, tabung 1 berisi 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan
7 tetes larutan CaCl2 1%, tabung 2 berisi 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7
tetes larutan MgSO4 1% dan tabung 2 disii 5 ml larutan sabun lalu ditambahkan 7
tetes larutan Pb asetat 1%.
3. Diamati perubahan yang
terjadi pada setiap tabung.
6.2 Uji Hidrolisa Sabun
1. Dimasukkan kedalam
tabung reaksi larutan sabun sebanyak 10 ml, lalu ditambah dengan 5 ml aquades.
2. Ditambahkan indikator
PP sebanyak 3 tetes pada tabung reaksi. Kemudian larutan di vortex sampai
homogen.
3. Diamati perubahan yang
terjadi pada setiap tabung.
6.3 Uji Sifat Emulsi Lemak
1. Dimasukkan 2 ml
aquades pada tabung reaksi 1 lalu ditambahkan 5 tetes minyak. Pada tabung
reaksi 2, dimasukkan 2 ml aquades lalu ditambahkan 5 tetes minyak dan 2 ml
larutan sabun. Setelah itu di vortex dan didiamkan.
2. Diamati perubahan yang
terjadi pada setiap tabung.
6.4 Uji Sifat Ketidakjenuhan Lemak
1. Dimasukkan kedalam
tabung reaksi 2 ml minyak dan 5ml larutan eter. Lalu, divortex campuran dan
ditambahkan KMnO4 0,1 N sebanyak 3 tetes.
2. Diamati perubahan yang
terjadi pada setiap tabung.
6.5 Uji Pembuatan Asam Minyak
1. Dimasukkan kedalam
tabung reaksi 5 ml larutan sabun dan 3 ml larutan HCl pekat. Lalu, divortex dan
didiamkan hingga terbentuk 2 lapisan.
2. Diamati perubahan yang terjadi
pada setiap tabung
Permasalahan:
1. Apa tujuan dilakukan vortex pada uji pembuatan asam
minyak ?
2. Apa tujuan penggunaan indikator PP pada percobaan ini ?
3. Apa tujuan penambahan KMnO4 pada uji ketidakjenuhan lemak
?
saya Lutfi Praidha (015) akan menjawab pertanyaan nomor 3. KMnO4 berfungsi sebagai oksidator yang akan memecah ikatan rangkap pada lemak menjadi ikatan tunggal.
BalasHapusBaik la Saya adinda putri (008) akan menjawab permasalahan no 2 dimana Fungsi penambahan indikator fenolftalein pada titrasi asam basa yaitu untuk menentukan titik ekuivalen.
BalasHapusbaiklah saya Palma Lubis akan mencoba menjawab permasalaha no 1 dimana vortex dsini yaitu alat yang digunakan untuk menghomogenkan larutan
BalasHapus